MAKALAH PERILAKU BELAJAR



BAB I
PENDAHUAN
A.                Latar belakang
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Namun pada dasarnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap.
Dalam makalah ini kami tidak hanya membahas definisi dan konsep belajar. Kami juga membahas tentang karakteristik perilaku siswa dalam belajar, perwujudan perilaku dalam belajar, beserta factor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar.
B.                 Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud belajar?
2.      Bagaimana karakteristik perilaku dalam belajar?
3.      Apa perwujudan perilaku dalam belajar?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengertian belajar.
2.      Mengetahui pengertian perilaku belajar.
3.      Mengaetahui perwujudan dari perilaku belajar.
4.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku belajar.
D.  Manfaat
1.    Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu, khususnya dalam psikologi pendidikan.
2.    Sebagai bahan referensi bagi orang tua, guru, pendidik, dan pengelola sekolah untuk mengetahui perilaku belajar siswa.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Perilaku Belajar
1.    Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon baik itu reaksi, tanggapan, jawaban atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi (Chaplin dalam kartono, 1999, h. 53).
Perilaku menurut (Walgito, 2005, h. 168) adalah suatu aktivitas yang mengalami perubahan dalam diri individu. Perubahan itu didapat dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.    Pengertian Belajar
Pengertian belajar berdasarkan pendapat dari para tokoh antara lain:  
1)      Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3).
2)      Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
3)      Gagne (1977 : 3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dipossisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
4)      Slavin (1994 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
5)      Gagne dan Berliner (1983 : 252) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
            Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.



Tiga unsur utama dalam konsep belajar antara lain:
1)   Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan untuk mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik, sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Untuk mengukur apakah seorang telah belajar atau belum belajar diperlukan adanya perbandingan perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar.
2)   Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Pengalam dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Pengalaman dalam pebngertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial.
Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan pada diri seseorang yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkebangan fisik itu sebagai prasyarat untuk belajar.
3)   Perubahan perilaku karena proses belajar bersifat relatif permanen.
Seseorang mampu memahami proses belajar dan menerapakan pengetahuan yang diperoleh dari belajar dari kehidupan nyata, maka ia mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Demikian pula jika seseorang mampu memahami prinsip-prinsip belajar, maka akan mampu mengubah perilaku seperti yang diinginkan.




3.    Pengertian Perilaku Belajar
Perilaku Belajar dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar. Sebenarnya konsep dan pengertian belajar itu sangat beragam tergantung dari sudut pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar sendiri diartikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman (Davidoff, 1998, h 178).
Morgan dkk (dikutip oleh Walgito 2003, h 166) memberikan definisi tentang belajar sebagai berikut. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang relatif menetap pada perilaku yang terjadi sebagai akibat dari latihan atau pengalaman.
Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
a.    Perubahan itu intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan di sadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang – kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengertian, kebiasaan, sikap, dan pandangan suatu keterampilan, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan balajar itu, menurut Anderson (1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi, Di samping itu, dari kenyataan sehari – hari juga menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sadari.
b.    Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni di perolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dari keterampilan baru) yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
c.    Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diharapkan memberi manfaat yang luas. Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan sosial lainnya.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan, hasil belajar orang itu dapat langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan esuatu yang menampakan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
B.  Implementasi Perilaku Belajar
Menurut Syah (2005, h. 118) dalam memahami arti belajar dan inti dasar perubahan sikap karena belajar, para ahli sependapat bahwa perilaku belajar diwujudkan dalam sembilan bentuk yaitu: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku afektif.
Kesembilan perilaku belajar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.    Kebiasaan, setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan respon menggunakan stimulus yang berulang. Pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusuta inilah muncul suatu pola bertingkah laku yang baru yang relatif menetap dan otomatis.
2.    Keterampilan, adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya muncul dalam kegiatan jasmaniah seperi menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dikatakan kurang atau tidak terampil.
3.    Pengamatan yaitu proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar, siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar, objektif, sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan pengertian yang salah pula. Perwujudan prilaku belajar ini memerlukan variabel bebas kemandirian dan dukungan sosial.
4.    Berpikir asosiatif dan daya ingat, secara sederhana dapat diartikan berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar sangat dipengaruhi oleh pengertian dan pemahaman dari hasil belajar.
5.    Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang baekaitan dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”.
6.    Sikap (attitude) kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
7.    Inhibisi merupakan kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia bereaksi dengan lingkungannya.
8.    Apresiasi penghargaan atau penilaian terhadap segala sesuatu baik yang abstrak maupun konkrit yang memiliki nilai luhur.
9.    Tingkah laku afektif merupakan tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, senang, waswas, dan sebagainya perasaan ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman beajar oleh karena itu dimasukan dalam perwujudan perilaku belajar.



C.Faktor yang mempengaruhi perilaku belajar
1.      Factor internal
Factor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Factor ini meliputi dua aspek:
a.       Aspek Jasmani.
Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b.      Aspek Psikologis
Banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun, di antara factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
2.      Factor eksternal
Factor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Factor ini juga terdapat dua macam.
a.       Lingkungan social
Lingkungan social sekolah seperti guru, staf, dan teman-teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat, tetangga, juga teman-teman bermain yang disekitar perkampungan siswa tersebut juga mempengaruhi belajar siswa. Yang paling berpengaruh dalam belajar siswa adalah lingkungan keluarga.
b.      Lingkungan nonsosial
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3.      Factor pendekatan belajar
Factor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Factor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.


BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon baik itu reaksi, tanggapan, jawaban atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme.
Belajar ialah suatu proses usaha  yang dilakukan  seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Terdapat banyak perbedaan belajar dalam hal ciri khas perilaku belajar, perwujudan perilaku belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
B.  Saran
Sebagai orang tua maupun guru hendaknya untuk selalu memperhatikan perilaku seorang anak sebagai reaksi dari hasil belajarnya. Dan wajib untuk memberikan pengarahan kepada anak apabila perilakunya belum sesuai dengan yang seharusnya dilakukannya agar, ketidaksesuaian itu tidak berlarut dalam kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012.Psikologi Pendidikan. Edisi keempat. Semarang:UNNES PRESS.
Rahma, aula2013Konsep dan Definisi Belajar, Karakteristik Perilaku Belajar, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Di unduh pada Sabtu, 20 September 2014.

Veronica, Widiaryanti. Skripsi. Perilaku belajar ditinjau dari dukungan sosial dan kemandirianpada siswa.
By: Nasihatul Khoeriyah


Langkah pembuatan Mosaik:
1.     Tentukan gambar yang akan digunakan untuk dibuat mosaik, misal gambar flora/ fauna.
2.     Gambar pada kertas karton dupleks putih gambar yang dipilih.
3.     Gunting kertas bekas yang mengkilap (sampul buku, bungkus rokok dll.) menjadi bentuk segi tiga/persegi atau bentuk lain, dengan ukuran maksimal 0,5 cm
4.     Tempelkan guntingan kertas tersebut pada karton dupleks yang telah digambar sesuai warna di gambar yang menjadi acuan.
5. Tempelkan menggunakan lem kayu putih/ lem fox.

Contoh hasil:

 KETERAMPILAN MENYIMAK
BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang                
Setiap manusia normal dianugrahi oleh Tuhan sepasang telinga dan satu mulut. Kenyataan tersebut menandakan bahwa menyimak sangatlah penting, setidaknya jalur untuk mendengar berbanding jalur untuk berbicara adalah 2:1. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh alhi dari Amerika Serikat yaitu Donald E. Bird terhadap mahasiswa Stephene College Girls bahwa mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut dalam mengikuti perkuliahan 42% melakukan proses menyimak, 25% berbicara, dan sisanya untuk membaca dan menulis. Sedangkan Paul T. Rankin seorang ahli bidang komunikasi, meneliti tentang penggunaan waktu kerja sekelompok manusia dan diperoleh hasil yaitu 425 melakukan proses menyimak, 32% berbicara, dan sisanya untuk membaca dan menulis. Jadi pada umumnya manusia justru lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.            Tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari kita telah melakukan aktivitas menyimak dan waktu kita lebih lama digunakan untuk menyimak daripada berbicara. Aktivitas menyimak didapat dari mendengarkan siaran televisi, radio, atau mendengarkan dialog anatar orang-orang yang ada disekitar kita. Dialog diantara keluarga baik antara orang tua dengan anak, antara orang tua, antara anak-anak sendiri aktivitas menyimak terus terjadi. Diluar rumah, terjadi dialog atau percakapan dengan teman, tetangga, rekan kerja dalam hal itu juga terjadi aktivitas menyimak. Didalam kelas mulai dari bangku SD sampai bangku perkuliahan aktivitas menyimak pun sangat sering dan harus dilakukan.
Kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan arus informasi melalui radio, televisi, maupun internet semakin gencar. Sebagian besar kegiatan menuntut manusia untuk terampil menyimak. Jadi manusia harus paham betul makna, tujuan serta peran menyimak dan harus memiliki keterampilan dalam menyimak karena melalui aktivitas menyimak manusia dapat mengerti, memahami, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan tujuan menyimak?
2.      Bagaimana proses menyimak itu terjadi?
3.      Apa saja jenis-jenis aktivitas menyimak?
4.      Apa efektivitas menyimak?
5.      Apa saja ciri-ciri penyimak ideal?
6.      Apa yang dimaksud dengan daya duga simak?
7.      Bagaimana cara meningkatkan daya simak? 
C. Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan tujuan menyimak.
2.      Mengetahui proses dan tahap-tahap menyimak.
3.      Mengetahui jenis-jenis aktivitas menyimak.
4.      Mengetahui efektivitas menyimak
5.      Mengetahui ciri-ciri penyimak ideal.
6.      Memahami maksud dari daya duga simak.
7.      Mengetahui cara meningkatkan daya simak.

 BAB II PEMBAHASAN

A.     Definisi Menyimak
Istilah mendengarkan, mendengar, dan menyimak sering kita jumpai dalam pengajaran bahasa, terutama dalam pengajaran keterampilan berbahasa. Ada yang menganggap mendengarkan dan mendengar sama dengan menyimak. Sebenarnya mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Karena dalam peristiwa mendengar belum ada faktor kesengajaan tetapi dalam peristiwa mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan.  Dari ketiga istilah, mendengar, mendengarkan, dan menyimak, taraf tertinggi pada istilah menyimak. Karena dalam menyimak sudah ada unsur kesengajaan, pemahaman, perhatian, dan penilaian. Apabila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka mendengar maupun mendengarkan sudah termasuk dalam menyimak.Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau melalui rekaman, radio, atau televisi. Kemudian bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasikan bunyinya, pengelompokannya menjadi suku kata, kata, klausa, kalimat, dan wacana. Bunyi bahasa yang diterima kemudian diinterpretasi maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai, selanjutnya diambil keputusan menerima atau menolaknya.Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati isi pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
 B.       Tujuan MenyimakSecara umum, tujuan menyimak adalah menangkap dan memahami pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Adapun salah satu klasifikasi tujuan menyimak antara lain:·           Mendapatkan fakta·           Menganalisis fakta·           Mengevaluasi fakta·           Mendapatkan inspirasi·           Menghibur diri·           Meningkatkan kemampuan bicaraPengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat terwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga dan percakapan dengan tetangga. Di samping tujuan yang disebutkan di atas tujuan menyimak ialah untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini pembicara memperhatikan seorang pembicara pada segi:
1.         Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan.
2.         Cara penyampaian bahan pembicaraan.
3.         Cara memikat perhatian pendengar.
4.         Cara mengarahkan perhatian pendengar
.5.         Cara menggunakan alat-alat bantu.
6.         Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan. 
C.      Proses dan Tahap-Tahap Menyimak            Proses menyimak mencakup tahap-tahap sebagai berikut:a)      Tahap mendengar (hearing); dalam tahap ini kita mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujarannya.b)      Tahap memahami (understanding); setelah mendengar maka ada keinginan untuk mengerti isi ujaran sang pembicara.c)      Tahap menafsirkan (interpreting); penyimak yang baik belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan butir-butir pendapat yang ada dalam ujaran sang pembicara.d)     Tahap menilai (evaluating); pada tahap ini sang penyimak mulai menilai ujaran sang pembicara, dimana kelebihan dan kekurangannya.e)      Tahap menanggapi (responding); merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara.            Sedangkan menurut Ruth G. Stricland, ada sembilan tahapan menyimak, yaitu:a)      Menyimak berkala, yang terjadi pada saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.b)      Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.c)      Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati anak.d)     Menyimak serapan karena anak keasikan menyerap hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.e)      Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang di simak, karena perhatiannya terganggu oleh keasikan lain dan hanya mendengarkan hal-hal yang menarik saja.f)       Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang mengakibatkan penyimak benar-benar tidak memberi reaksi terhadap pesan yang di sampaikan pembicara.g)      Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan memberi komentar maupun pertanyaan.h)      Menyimak secara seksama, mengikuti jalan pikiran pembicara dengan sungguh-sungguh.i)        Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan pembicara.D.      Jenis-Jenis Aktivitas Menyimak            Menyimak ada berbagai macam jenis. Namun beberapa jenis tersebut dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yaitu berdasarkan sumber suara, bahan simak, dan titik pandang aktivitas menyimak.
1)      Berdasarkan Sumber Suara            Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal listening atau menyimak antarpribadi. Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening. Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut interpersonal listening.
2)      Berdasarkan Cara Penyimakan            Berdasarkan cara penyimakannya, menyimak dibagi menjadi dua ragam, yaitu menyimak intensif dan menyimak ekstensif.
a.       Menyimak intensif            Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Dengan cara menyimak yang intensif, penyimak melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketelitian, dan ketekunan, sehingga penyimak memahami secara luas bahan simakannya. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
·         Menyimak kritis, bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.Contoh: Orang yang menghadiri seminar akan memberikan tanggapan terhadap isi seminar.
·         Menyimak introgatif, merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.Contoh: Seseorang yang diinterogasi oleh polisi karena telah melakukan kejahatan.
·         Menyimak penyelidikan, yaitu jenis menyimak dengan tujuan menemukan.Contoh: Seorang yang masih diduga telah membunuh orang lain sedang diselidiki oleh polisi dengan mengutarakan beberapa pertanyaan yang harus di jawab. Maka polisi melakukan menyimak penyelidikan saat sang tersangka menjawab pertanyaannya.
·         Menyimak kreatif, mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang.Contoh: Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
·         Menyimak konsentratif, yaitu untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.Contoh: Saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening, ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.
·         Menyimak selektif, yakni kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.Contoh: Menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.b.      Menyimak ekstensif            Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak seperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi menjadi empat:
·         Menyimak sekunder, yaitu sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.Contoh: Ahmad sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
·         Menyimak estetik, yaitu penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan.Contoh: Seseorang menyimak lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
·         Menyimak pasif, merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.Contoh: Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
·         Menyimak sosial, berlangsung dalam situasi sosial.
·         Contoh: Ketika orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.3)      Berdasarkan Titik Pandang Aktivitas menyimak            Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a.       Kegiatan menyimak bertaraf rendah            Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.Contoh: Siswa yang sedang mendengarkan penjelasan dari guru, yang hanya menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan sebagainya
.b.      Kegiatan menyimak bertaraf tinggi            Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.Contoh: Setelah siswa menerima pembelajaran, secara bergantian siswa mengutarakan apa yang didapatnya pada hari itu
.4)      Berdasarkan taraf hasil simakan                   Berdasarkan taraf hasil simakan, terdpat beberapa ragam, antara lain:
a.       Menyimak terpusat            Menyimak terpusat adalah menyimak suatu aba-aba atau perintah untuk mengetahui kapan harus mulai melaksanakan sesuatu yang diperintahkan.Contoh: Ketika belajar membuat kue, saya selalu mendengarkan intruksi dari ibu kapan saya harus memasukkan telur, kapan harus memengeluarkan adonan dari oven, dan sebagainya.
b.      Menyimak untuk membandingkan            Penyimak menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.Contoh: Kemarin sore, saya mendengarkan siaran berita yang memberitakan seorang siswa MAN yang kepergok membawa minuman keras ke sekolah. Setelah mendengar itu, saya kemudian membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan saya bahwa siswa MAN adalah siswa yang dikenal religi. Tapi hal ini berlawanan dengan berita yang saya dengarkan. Maka saya membandingkannya.
c.       Menyimak organisasi materi            Yang dipentingkan oleh penyimak disini ialah mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembaca, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.Contoh: Saya mengikuti seminar proposal skripsi teman saya, berarti saya telah melakukan kegiatan menyimak organisasi materi karena saya tahu ide-ide yang disampaikannya.
d.      Menyimak kritis            Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang digunakan untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar serta ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.Contoh: Ketika mangikuti seminar proposal skripsi, karena ada hal yang kurang bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada nara sumber untuk menjelaskan maksudnya.
e.       Menyimak kreatif dan apresiatif            Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.Contoh: Suatu saat saya mendengarkan acara TV “hidup ini indah”. Setelah menyimak acara tersebut, saya jadi terinspirasi untuk menjadi seorang wirausaha sukses.
5)      Berdasarkan tujuan menyimak            Ada enam macam menyimak berdasarkan tujuannya, yaitu:
a.       Menyimak sederhana            Menyimak sederhana terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon.b.      Menyimak deskriminatif            Menyimak untuk membedakan suara atau perubahan suara.Contoh: Orang yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.c.       Menyimak santaiMenyimak untuk tujuan kesenangan.Contoh: Menyimak film, drama, komedi, dan sebagainya. d.      Menyimak informatifMenyimak untuk mencari informasi.Contoh: Menyimak siaran berita, menyimak pengumuman, dan sebagainya.e.       Menyimak literaturMenyimak untuk mengorganisasikan gagasan.Contoh: Membahas hasil penemuan.f.       Menyimak kritis.Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara.Contoh: Dalam debat terbuka, ada dua pihak yang saling meminta kebenaran atas topik yang dibahas.
6)      Berdasarkan tujuan khususAda tujuh ragam menyimak berdasarkan tujuan khusus, yaitu:
a.       Menyimak untuk belajarMelalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Contohnya: siswa yang menyimak penjelasan guru.
b.      Menyimak untuk menghiburPenyimak menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi.
c.       Penyimak menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi, dan sebagainya.
d.      Menyimak untuk menilai
Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV.e.       Menyimak apresiatifPenyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh: menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, dan sebagainya.
f.       Menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaanPenyimak memahami, merasakan gagasan, ide, dan perasaan pembicara. Contoh: orang yang sedang mendengarkan curahan hati sahabatnya.
g.      Menyimak deskriminatifMenyimak untuk membedakan suara atau bunyi. Contoh: perbedaan suara orang yang sedang bergembira dan orang yang sedang marah.
h.      Menyimak pemecahan masalahPenyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembaca. Contoh: seorang psikolog yang mendengarkan keluhan pasiennya dan berusaha memberikan solusi terhadap masalah pasien tersebut. 
E.       Efektivitas Menyimak            Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menyimak. Salah seorang ahli bahasa mengklasifikasikan faktor-faktor itu menjadi 4 yaitu:1)      Faktor pembicara            Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar melalui bahasa lisan. Kualitas pembicara, karismanya, dan kepopulerannya sangat berpengaruh kepada para pendengarnya. Karena itu ada sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada pembicara seperti:
a.       Penguasaan materiPembicara harus menguasai, memahami, benar-benar menghayati materi yang akan disampaikan pada pendengar.
b.      Berbahasa baik dan benarPembicara harus menyampaikan materi pmbicaraanya dengan baik dan benar. Ucapan jelas, intonasi tepat, susunan kalimat sederhana dan benar, pilihan kata tepat, bahasa yang digunakan sesuai dengan taraf pendengar.
c.       Percaya diriPembicara harus percaya akan kemampuan diri sendiri sehingga dapat tampil dengan mantap dan meyakinkan pendengar.
d.      Berbicara sistematisBahan yang disampaikan tersusun secara sistematis dan mudah dimengerti.
e.       Gaya bicara menarikPembicara harus tampil dengan gaya  menarik dan tidak over akting.
f.       Kontak dengan pendengarPembicara harus menjalin kontak dengan pendengarnya. Pembicara menghargai, menghargai, serta menguasai para pandengarnya.2)      Faktor pembicaraanPembicaraan adalah materi, isi, pesan,atau informasi yang hendak disampaikan oleh seorang pembaca kepada pendengarnya. Pembicaraan yang baik harus memenuh syarat-syarat tertuntu seperti:a.    AktualPembicaraan harus sesuatu yang baru, hangat atau aktual.b.    BermaknaPembicaraan haruslah berguna, bermakna, atau berarti bagi pendengar.c.    Dalam pusat minat pendengarPembicaraan haruslah berkaitan dengan pendengar.d.   SistematisPembicaraan haruslah tersusun secara sistematis.e.    SeimbangTaraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan pendengar.3)      Faktor situasiSituasi dalam menyimak di artikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Situas tersebut sangat berpengaruh dan menentukan keefektifan menyimak. Beberapa hal yang pantas diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain:
a.    RuanganRuangan harus menunjang (ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk, luas ruangan, dan sebagainya). 
 b.    WaktuWaktu yang paling baik yaitu ketika pagi-pagi saat masih fresh dan rileks.
c.    TenangSuasana dan lingkungan hendaknya tenang, jauh dari kebisingan agar tidak mengganggu konsentrasi.d.   PeralatanPeralatan yang digunakan hendaknya mudah diperoleh agar kegiatan menyimak dapat berjalan dengan lancar.Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tentram, nyaman, dan menyanangkan serta di lengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.4)      Faktor penyimakPenyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak. Dibandingkan dengan faktor pembicara, pembicaraan dan situasi, faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Sebab, walau ketiga faktor yang pertama sudah memenuhi segala persyaratan, bila si penyimak tidak mau menyimak maka sia-sialah semuanya. Sebaliknya biarpun ketiga fakor yang pertama kurang memadai, kurang sempurna, asal si penyimak berusaha sungguh-sungguh, tekun, dan kerja keras maka keefektifan menyimak dapat tercapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut diri penyimak antara lain:
a.    Kondisi: sebaiknya kondisi fisik dan mental penyimak harus dalam keadaan baik dan stabil.
b.    Konsentrasi: penyimak harus mampu fokus terhadap bahan yang akan disimak, sehingga pemikiran-pemikiran yang lain hendaknya disingkirkan dahulu.
c.    Bertujuan: penyimak harus merumuskan tujuannya secara tegas sehingga ia mempunyai arah dan pendorong dalam menyimak.
d.   Berminat: penyimak berusaha meminati bahan yang akan ia simak.
e.    Mempunyai kemampuan linguistik (mampu memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa) dan nonolinguistik (mampu membaca situasi, menafsirkan gerak-gerik serta perubahan raut muka pembicara)
f.     Berpengalaman luas dan berpengetahuan: penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas akan lebih mudah menerima, mencerna dan memahami isi bahan simakan. Penyimak yang dapat mmemenuhi persyaratan tersebut di atas pasti berhasil dalam setiap peristiwa menyimak. Penyimak yang belum dapat memenuhi persyaratan tersebut jelas akan mengalami berbagai hambatan dalam menyimak. Penyimak seperti golongan terakhir ini sudah dapat di pastikan gagal dalam menyimak.

 F.       Ciri-Ciri Penyimak Ideal            Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain. Artinya, bila seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak, maka penilai memeriksa karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan penilaian adalah ciri penyimak yang ideal. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Ada lima belas ciri penyimak ideal. Berikut ini akan disajikan ciri-ciri tersebut beserta penjelasannya.
1)      Siap fisik dan mentalPenyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar bersiap untuk menyimak. Fisiknya segar, sehat, atau dalam kondisi prima. Mentalnya stabil, pikiran jernih.
 2)      BerkonsentrasiPenyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiannya kepada bahan simakan.Yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan hal-hal lain selain materi simakan.
3)      BermotivasiPenyimak yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam menyimak. Yang bersangkutan mungkin mempunyai tujuan menambah pengetahuan, mau belajar tentang sesuatu, mau menguji tentang sesuatu dan sebagainya. Hal itulah yang dijadikannya sebagai motivasi atau pemacu, pendorong, penggerak dalam menyimak.
4)      ObjektifPenyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak berat sebelah. Yang bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara tetapi apa yang dikatakannya. Bila yang dikatakan itu memang benar, ia terima, bila salah, ia menolak siapapun yang mengatakannya.
5)      MenyeluruhPenyimak yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap, utuh, atau menyeluruh. Ia tidak menyimak meloncat-loncat ataupun terputus-putus, atau hanya menyimak yang disenangi saja.
6)      Menghargai pembicaraPenyimak yang baik ialah penyimak yang menghargai pembicara. Ia tidak menganggap enteng, menyepelakan apa yang disampaikan oleh pembicara. Ia pun tidak mengaggap diri tahu segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara. Penyimak yang baik selalu menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin pendapat itu berbeda dengan pendapatnya.
7)      SelektifPenyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang perlu diperhatikan dan diingat. Tidak semua bahan yang diterima ditelan mentah-mentah, tetapi dipilihnya bagian–bagian yang bersifat inti.
 8)      Sungguh-sungguhPenyimak yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya. Ia tidak akan berpurapura menyimak padahal hatinya dan perhatiannya ke tempat lain. Yang bersangkutan benar-benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu kurang menarik baginya
.9)      Tak mudah tergangguPenyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan. Yang bersangkutan dapat membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti kebisingan. Kalaupun sekali waktu ia mendapat gangguan yang tak terelakan, ia dengan cepat kembali kepada tugas semula, yakni menyimak.10)  Cepat menyesuaikan diriPenyimak yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia cepat menghayati dan menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya pembicara.11)  Kenal arah pembicaraanPenyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan sudah dapat menduga ke arah mana pembicaraan berlangsung. Biasanya, pada menit-menit pertama awal pembicaraan, penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan barangkali sudah dapat menduga isi pembicaraan.12)  Kontak dengan pembicaraPenyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan cara memperhatikan pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui ucapan singkat, ya, ya; benar, saya setuju, atau saya sependapat, dan sebagainya. Hal yang sama dapat pula disampaikan melalui gerak-gerik tubuh seperti mengagguk-angguk, mengacungkan jempol dan sebagainya.13)  MerangkumPenyimak yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal itu terbukti dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis setelah proses menyimak selesai.14)  MenilaiPenyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan simakan yang diterimanya. Fakta yang diterima dikaitkan atau dibandingkan dengan pengetahuan dan pengalamannya.15)  MeresponsSebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak menyatakan pendapat terhadap isi pembicaraan tersebut. Yang bersangkutan mungkin setuju atau tidak setuju, sependapat atau tidak sependapat dengan si pembicara. Reaksi atau tanggapan penyimak itu dapat berwujud dalam bentuk mengangguk-angguk, menggeleng-geleng, mengerjakan sesuatu, dan sebagainya.           
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini:
1)      Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luarkegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
2)      Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi.
3)      Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang jelas. 
G.      Maksud dari Daya Duga Simak            Ada kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat gambaran kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri atau diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui “Checking up on my listening”, yang disebut secara bebas menjadi duga daya simak diri. Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang dapat dijawab dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak. Sebaliknya bila pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai daya simak yang rendah.                   Duga Daya Simak Diri
1.      Siapkah saya untuk menyimak?Sudahkah saya duduk di tempat yang nyaman dan strategis sehingga saya dapat melihat dan mendengarkan si pembicara?Terarahkah pandangan saya kepada pembicara?
2.      Berkonsentrasikah saya terhadap pembicaraan yang akan disampaikan?Dapatkah menyingkirkan pikiran lain pada saat ini?
3.      Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya dengan pengetahuan? Siapkah saya mengenai hal itu?
4.      Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan disampaikan?
5.      Siapkah saya memulai menyimak?
6.      Pada menit-menit pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh pembicara?
7.      Dapatkah saya temukan ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya sepanjang pembicaraan?
8.      Dapatkah saya temukan ide penunjang ide pusat atau pokok?
9.      Dapatkah saya manfaatkan petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama, yang terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam pikiran saya?
10.  Setelah pembicaraan selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara?
11.  Sesuaikah pengetahuan baru (hasil simakan) dengan pengetahuan siap saya?Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan pembicara sehingga saya dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan pembicara.

 H.      Cara Meningkatkan Daya Simak            Dalam menyimak Anda perlu berkonsentrasi terhadap apa yang disimak. Selain konsentrasi, penguasaan kosakata juga merupakan faktor lain yang berperan besar dalam kegiatan menyimak. Orang dewasa dikatakan memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki rata-rata kosakata sekitar 20.000 kata.            Peningkatan daya simak siswa merupakan salah satu tugas guru bahasa. Kawolda, menawarkan 5 cara untuk mempertajam daya simak siswa antara lain:
1.      Simak-ulang ucapKegiatan menyimak dengan cara simak kemudian diucapkan kembal, apa yang didengar sering dlakukan atua dipraktekan oleh guru pada sekolah dasar.
2.      Identifikasi kata kunciIsi kalimat yang panjang dapat diidentifikasi atau dicari kalimat intinya. Kalimt inti dibangun oleh beberapa kata kunci yang terdapat dalam kalimat panjang tersebut.
3.      ParafraseMeminta kepada siswa untuk menyimak kemudian mengungkapkan kembali si suatau bacaan (puisi) dengan bahasanya sendiri.
4.      MerangkumGuru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang, kemudian disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa diminta menyimak dan merangkum isinya.5.      Menjawab pertanyaanGuru dapat melatih siswa untuk memahami bahan simakan melalui pertanyaanpertanyaan yang ia ajukan sebelumnya, seperti siapa yang berbicara, apa yang dibicarakannya, mengapa, bilamana, dan sebagainya. Siswa dapat mencari jawabannya ketika menyimak sedang berlangsung.

 BAB III PENUTUP 
A.    Simpulan     Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Ada lima jenis tujuan menyimak yakni mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara. Menyimak berperan sebagai landasan belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbahasa, pelancar komunikasi dan penambah informasi. Proses menyimak mencakup fase mendengar, mengidentifikasi, menginterpreatsi, memahami, menilai, dan menanggapi. Sedangkan jenis-jenis menyimak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber suara, taraf aktivitas penyimak, taraf hasil simakan, keterlibatan penyimak dan kemampuan khusus, cara penyimakan, tujuan menyimak, dan tujuan.Efektivitas menyimak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pembicara, pembicaraan, situasi, dan penyimak. Ciri-ciri penyimak ideal yaitu sikap fisik dan mental, berkonsentrasi, bermotivasi, objektif, menyeluruh, menghargai pembicara, selektif, sungguh-sungguh, tak mudah terganggu, cepat menyesuaikan diri, kenal arah pembicaraan, kontak dengan pembicara, merangkum, menilai, dan merespons. Cara meningkatkan daya simak adalah simak-ulang ucap, identifikasi kata kunci, paraphrase, merangkum, dan menjawab pertanyaan. B. Saran     Menyimak adalah aktivitas yang sangat dibutuhkan bahkan diharuskan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu manusia hendaknya mampu memahami hakikat menyimak serta mampu meningkatkan keterampilannnya dalam menyimak agar mendapat berbagai informasi dari lingkungannya secara efektif dan jelas.  


DAFTAR PUSTAKA 

Tarigan, Djago Drs. 1991. Buku Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Anonim.2010. Cara Meningkatkan Daya Simak http://mimilers.blogspot.com/2010/03/cara-meningkatkan-daya-simak.html di unduh pada 11 Maret 2014
Anonim.2007.Hakikat Menyimak. http://gumawangcity.blogspot.com/2007/04/hakikat-menyimak.html di unduh pada 11 Maret 2014Hasan.2011. Faktor-Faktor Menyimak dan Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak. http://hasan2u.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-menyimak-dan-cara.html.
Retno.2010.Jenis-Jenis Menyimak. http://mbokcupret.wordpress.com/2010/04/16/jenis-menyimak/.di unduh pada 9 Maret 2014