MAKALAH PERILAKU BELAJAR



BAB I
PENDAHUAN
A.                Latar belakang
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Namun pada dasarnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap.
Dalam makalah ini kami tidak hanya membahas definisi dan konsep belajar. Kami juga membahas tentang karakteristik perilaku siswa dalam belajar, perwujudan perilaku dalam belajar, beserta factor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar.
B.                 Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud belajar?
2.      Bagaimana karakteristik perilaku dalam belajar?
3.      Apa perwujudan perilaku dalam belajar?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengertian belajar.
2.      Mengetahui pengertian perilaku belajar.
3.      Mengaetahui perwujudan dari perilaku belajar.
4.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku belajar.
D.  Manfaat
1.    Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu, khususnya dalam psikologi pendidikan.
2.    Sebagai bahan referensi bagi orang tua, guru, pendidik, dan pengelola sekolah untuk mengetahui perilaku belajar siswa.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Perilaku Belajar
1.    Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon baik itu reaksi, tanggapan, jawaban atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi (Chaplin dalam kartono, 1999, h. 53).
Perilaku menurut (Walgito, 2005, h. 168) adalah suatu aktivitas yang mengalami perubahan dalam diri individu. Perubahan itu didapat dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.    Pengertian Belajar
Pengertian belajar berdasarkan pendapat dari para tokoh antara lain:  
1)      Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3).
2)      Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
3)      Gagne (1977 : 3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dipossisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
4)      Slavin (1994 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
5)      Gagne dan Berliner (1983 : 252) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
            Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.



Tiga unsur utama dalam konsep belajar antara lain:
1)   Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan untuk mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik, sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Untuk mengukur apakah seorang telah belajar atau belum belajar diperlukan adanya perbandingan perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar.
2)   Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Pengalam dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Pengalaman dalam pebngertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial.
Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan pada diri seseorang yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkebangan fisik itu sebagai prasyarat untuk belajar.
3)   Perubahan perilaku karena proses belajar bersifat relatif permanen.
Seseorang mampu memahami proses belajar dan menerapakan pengetahuan yang diperoleh dari belajar dari kehidupan nyata, maka ia mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Demikian pula jika seseorang mampu memahami prinsip-prinsip belajar, maka akan mampu mengubah perilaku seperti yang diinginkan.




3.    Pengertian Perilaku Belajar
Perilaku Belajar dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar. Sebenarnya konsep dan pengertian belajar itu sangat beragam tergantung dari sudut pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar sendiri diartikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman (Davidoff, 1998, h 178).
Morgan dkk (dikutip oleh Walgito 2003, h 166) memberikan definisi tentang belajar sebagai berikut. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang relatif menetap pada perilaku yang terjadi sebagai akibat dari latihan atau pengalaman.
Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
a.    Perubahan itu intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan di sadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang – kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengertian, kebiasaan, sikap, dan pandangan suatu keterampilan, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan balajar itu, menurut Anderson (1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi, Di samping itu, dari kenyataan sehari – hari juga menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sadari.
b.    Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni di perolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dari keterampilan baru) yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
c.    Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diharapkan memberi manfaat yang luas. Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan sosial lainnya.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan, hasil belajar orang itu dapat langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan esuatu yang menampakan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
B.  Implementasi Perilaku Belajar
Menurut Syah (2005, h. 118) dalam memahami arti belajar dan inti dasar perubahan sikap karena belajar, para ahli sependapat bahwa perilaku belajar diwujudkan dalam sembilan bentuk yaitu: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku afektif.
Kesembilan perilaku belajar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.    Kebiasaan, setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan respon menggunakan stimulus yang berulang. Pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusuta inilah muncul suatu pola bertingkah laku yang baru yang relatif menetap dan otomatis.
2.    Keterampilan, adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya muncul dalam kegiatan jasmaniah seperi menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dikatakan kurang atau tidak terampil.
3.    Pengamatan yaitu proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar, siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar, objektif, sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan pengertian yang salah pula. Perwujudan prilaku belajar ini memerlukan variabel bebas kemandirian dan dukungan sosial.
4.    Berpikir asosiatif dan daya ingat, secara sederhana dapat diartikan berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar sangat dipengaruhi oleh pengertian dan pemahaman dari hasil belajar.
5.    Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang baekaitan dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”.
6.    Sikap (attitude) kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
7.    Inhibisi merupakan kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia bereaksi dengan lingkungannya.
8.    Apresiasi penghargaan atau penilaian terhadap segala sesuatu baik yang abstrak maupun konkrit yang memiliki nilai luhur.
9.    Tingkah laku afektif merupakan tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, senang, waswas, dan sebagainya perasaan ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman beajar oleh karena itu dimasukan dalam perwujudan perilaku belajar.



C.Faktor yang mempengaruhi perilaku belajar
1.      Factor internal
Factor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Factor ini meliputi dua aspek:
a.       Aspek Jasmani.
Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b.      Aspek Psikologis
Banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun, di antara factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
2.      Factor eksternal
Factor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Factor ini juga terdapat dua macam.
a.       Lingkungan social
Lingkungan social sekolah seperti guru, staf, dan teman-teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat, tetangga, juga teman-teman bermain yang disekitar perkampungan siswa tersebut juga mempengaruhi belajar siswa. Yang paling berpengaruh dalam belajar siswa adalah lingkungan keluarga.
b.      Lingkungan nonsosial
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3.      Factor pendekatan belajar
Factor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Factor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.


BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon baik itu reaksi, tanggapan, jawaban atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme.
Belajar ialah suatu proses usaha  yang dilakukan  seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Terdapat banyak perbedaan belajar dalam hal ciri khas perilaku belajar, perwujudan perilaku belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
B.  Saran
Sebagai orang tua maupun guru hendaknya untuk selalu memperhatikan perilaku seorang anak sebagai reaksi dari hasil belajarnya. Dan wajib untuk memberikan pengarahan kepada anak apabila perilakunya belum sesuai dengan yang seharusnya dilakukannya agar, ketidaksesuaian itu tidak berlarut dalam kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012.Psikologi Pendidikan. Edisi keempat. Semarang:UNNES PRESS.
Rahma, aula2013Konsep dan Definisi Belajar, Karakteristik Perilaku Belajar, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Di unduh pada Sabtu, 20 September 2014.

Veronica, Widiaryanti. Skripsi. Perilaku belajar ditinjau dari dukungan sosial dan kemandirianpada siswa.