KETERAMPILAN MENYIMAK
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap manusia normal dianugrahi oleh Tuhan sepasang telinga dan
satu mulut. Kenyataan tersebut menandakan bahwa menyimak sangatlah penting,
setidaknya jalur untuk mendengar berbanding jalur untuk berbicara adalah 2:1.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh alhi dari
Amerika Serikat yaitu Donald E. Bird terhadap mahasiswa Stephene College
Girls bahwa mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut dalam mengikuti
perkuliahan 42% melakukan proses menyimak, 25% berbicara, dan sisanya untuk membaca
dan menulis. Sedangkan Paul T. Rankin seorang ahli bidang komunikasi, meneliti
tentang penggunaan waktu kerja sekelompok manusia dan diperoleh hasil yaitu 425
melakukan proses menyimak, 32% berbicara, dan sisanya untuk membaca dan
menulis. Jadi pada umumnya manusia justru lebih banyak mendengarkan daripada
berbicara. Tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari kita telah melakukan aktivitas
menyimak dan waktu kita lebih lama digunakan untuk menyimak daripada berbicara.
Aktivitas menyimak didapat dari mendengarkan siaran televisi, radio, atau
mendengarkan dialog anatar orang-orang yang ada disekitar kita. Dialog diantara
keluarga baik antara orang tua dengan anak, antara orang tua, antara anak-anak sendiri
aktivitas menyimak terus terjadi. Diluar rumah, terjadi dialog atau percakapan
dengan teman, tetangga, rekan kerja dalam hal itu juga terjadi aktivitas
menyimak. Didalam kelas mulai dari bangku SD sampai bangku perkuliahan
aktivitas menyimak pun sangat sering dan harus dilakukan.
Kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan arus informasi
melalui radio, televisi, maupun internet semakin gencar. Sebagian besar
kegiatan menuntut manusia untuk terampil menyimak. Jadi manusia harus paham
betul makna, tujuan serta peran menyimak dan harus memiliki keterampilan dalam
menyimak karena melalui aktivitas menyimak manusia dapat mengerti, memahami,
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dan tujuan menyimak?
2.
Bagaimana proses menyimak itu terjadi?
3.
Apa saja jenis-jenis aktivitas menyimak?
4.
Apa efektivitas menyimak?
5.
Apa saja ciri-ciri penyimak
ideal?
6.
Apa yang dimaksud
dengan daya duga simak?
7.
Bagaimana cara meningkatkan
daya simak?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dan tujuan menyimak.
2.
Mengetahui proses dan tahap-tahap menyimak.
3.
Mengetahui jenis-jenis aktivitas menyimak.
4.
Mengetahui efektivitas
menyimak
5.
Mengetahui ciri-ciri penyimak
ideal.
6.
Memahami maksud dari
daya duga simak.
7.
Mengetahui cara meningkatkan
daya simak.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
Menyimak
Istilah
mendengarkan, mendengar, dan menyimak sering kita jumpai dalam pengajaran
bahasa, terutama dalam pengajaran keterampilan berbahasa. Ada yang menganggap mendengarkan
dan mendengar sama dengan menyimak. Sebenarnya mendengarkan setingkat lebih
tinggi tarafnya dari mendengar. Karena dalam peristiwa mendengar belum ada
faktor kesengajaan tetapi dalam peristiwa mendengarkan sudah ada unsur
kesengajaan. Dari ketiga istilah,
mendengar, mendengarkan, dan menyimak, taraf tertinggi pada istilah menyimak. Karena
dalam menyimak sudah ada unsur kesengajaan, pemahaman, perhatian, dan
penilaian. Apabila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka mendengar
maupun mendengarkan sudah termasuk dalam menyimak.Peristiwa menyimak selalu diawali dengan
mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau melalui rekaman, radio,
atau televisi. Kemudian bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasikan
bunyinya, pengelompokannya menjadi suku kata, kata, klausa, kalimat, dan
wacana. Bunyi bahasa yang diterima kemudian diinterpretasi maknanya, ditelaah
kebenarannya atau dinilai, selanjutnya diambil keputusan menerima atau
menolaknya.Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan
pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang
menyertai bunyi bahasa yang disimak. Menyimak pada hakikatnya adalah
mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati isi pesan,
ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
B.
Tujuan
MenyimakSecara
umum, tujuan
menyimak adalah menangkap dan memahami pesan, ide, gagasan
yang tersirat dalam bahan simakan. Adapun salah satu klasifikasi tujuan
menyimak antara lain:·
Mendapatkan fakta·
Menganalisis fakta·
Mengevaluasi fakta·
Mendapatkan inspirasi·
Menghibur diri·
Meningkatkan kemampuan
bicaraPengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan
pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat terwujud dalam berbagai
variasi. Misalnya mendengarkan
radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan
dalam keluarga dan
percakapan dengan tetangga. Di samping tujuan yang disebutkan di atas tujuan menyimak ialah untuk
meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini pembicara memperhatikan
seorang pembicara pada segi:
1.
Cara mengorganisasikan
bahan pembicaraan.
2.
Cara penyampaian bahan
pembicaraan.
3.
Cara memikat perhatian
pendengar.
4.
Cara mengarahkan
perhatian pendengar
.5.
Cara menggunakan
alat-alat bantu.
6.
Cara memulai dan
mengakhiri pembicaraan.
C.
Proses dan Tahap-Tahap Menyimak Proses menyimak mencakup tahap-tahap
sebagai berikut:a) Tahap
mendengar (hearing); dalam tahap ini kita mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujarannya.b) Tahap
memahami (understanding); setelah mendengar maka ada keinginan untuk mengerti
isi ujaran sang pembicara.c) Tahap
menafsirkan (interpreting); penyimak yang baik belum puas kalau hanya mendengar
dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan butir-butir
pendapat yang ada dalam ujaran sang pembicara.d) Tahap
menilai (evaluating); pada tahap ini sang penyimak mulai menilai ujaran sang
pembicara, dimana kelebihan dan kekurangannya.e) Tahap
menanggapi (responding); merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang
penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh sang pembicara. Sedangkan
menurut Ruth G. Stricland, ada sembilan tahapan menyimak, yaitu:a) Menyimak berkala, yang
terjadi pada saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan
mengenai dirinya.b) Menyimak dengan perhatian
dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan
adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.c) Setengah menyimak karena
terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati
anak.d) Menyimak serapan karena
anak keasikan menyerap hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan
pasif yang sesungguhnya.e) Menyimak sekali-sekali, menyimpan
sebentar-sebentar apa yang di simak, karena perhatiannya terganggu oleh
keasikan lain dan hanya mendengarkan hal-hal yang menarik saja.f) Menyimak asosiatif;
hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang
mengakibatkan penyimak benar-benar tidak memberi reaksi terhadap pesan yang di
sampaikan pembicara.g) Menyimak dengan reaksi berkala
terhadap pembicara dengan memberi komentar maupun
pertanyaan.h) Menyimak secara seksama, mengikuti
jalan pikiran pembicara dengan sungguh-sungguh.i)
Menyimak secara aktif untuk
mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan pembicara.D.
Jenis-Jenis Aktivitas Menyimak Menyimak
ada berbagai macam jenis. Namun beberapa jenis tersebut dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yaitu berdasarkan sumber suara, bahan simak, dan titik pandang aktivitas menyimak.
1) Berdasarkan
Sumber Suara Berdasarkan
sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan
interpersonal listening atau menyimak antarpribadi. Sumber suara yang disimak dapat
berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali
perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang
disebut intrapersonal listening.
Sumber
suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang
seperti inilah yang
paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut
interpersonal listening.
2) Berdasarkan
Cara Penyimakan Berdasarkan
cara penyimakannya, menyimak dibagi menjadi dua ragam, yaitu menyimak intensif dan menyimak ekstensif.
a. Menyimak
intensif Menyimak
intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Dengan cara menyimak yang intensif, penyimak melakukan penyimakan dengan penuh perhatian,
ketelitian, dan ketekunan, sehingga penyimak memahami secara luas bahan simakannya. Jenis
menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
·
Menyimak kritis,
bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan,
ide, informasi dari pembicara.Contoh: Orang yang menghadiri seminar
akan memberikan tanggapan terhadap isi seminar.
·
Menyimak introgatif,
merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan
perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.Contoh: Seseorang yang diinterogasi oleh
polisi karena telah melakukan kejahatan.
·
Menyimak penyelidikan,
yaitu jenis menyimak dengan tujuan menemukan.Contoh: Seorang yang masih diduga telah
membunuh orang lain sedang diselidiki oleh polisi dengan mengutarakan beberapa pertanyaan
yang harus di jawab. Maka polisi melakukan menyimak penyelidikan saat sang
tersangka menjawab pertanyaannya.
·
Menyimak kreatif,
mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang.Contoh: Penyimak dapat menangkap makna
yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi
terhadap puisi itu.
·
Menyimak konsentratif,
yaitu untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan
konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan
baik.Contoh: Saat mahasiswa melaksanakan tes
toefl sesi listening, ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami
maksud sang pembicara dengan tepat.
·
Menyimak selektif,
yakni kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur /
pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang
relevan.Contoh: Menyimak acara televisi dan
memilah-milah mana yang boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.b. Menyimak
ekstensif Menyimak
ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan
sebagainya. Menyimak seperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak
yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa.
Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru.
Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan
simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau
butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi menjadi empat:
·
Menyimak sekunder,
yaitu sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil
mengerjakan sesuatu.Contoh: Ahmad sedang mencuci motor tanpa
sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
·
Menyimak estetik, yaitu
penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan.Contoh: Seseorang menyimak lakon drama,
cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif
penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
·
Menyimak pasif,
merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya
penyimak.Contoh: Tukang Becak yang biasa
mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa
asing.
·
Menyimak sosial,
berlangsung dalam situasi sosial.
·
Contoh: Ketika orang
mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan
saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti
bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa
yang dikemukakan atau dikatakan orang.3) Berdasarkan
Titik Pandang Aktivitas menyimak Menyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a. Kegiatan
menyimak bertaraf rendah Kegiatan
menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan
dorongan, perhatian,
dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti
mengangguk, senyum,
sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti
benar, saya setuju,
ya, dan
sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent
listening.Contoh:
Siswa
yang sedang mendengarkan penjelasan dari guru, yang hanya menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan
sebagainya
.b. Kegiatan
menyimak bertaraf tinggi Aktivitas
menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi
bahan simakan. Pengutaraan kembali isi
bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak
seperti ini disebut dengan nama active listening.Contoh: Setelah siswa menerima pembelajaran,
secara bergantian siswa mengutarakan apa yang didapatnya
pada hari itu
.4) Berdasarkan
taraf hasil simakan Berdasarkan taraf hasil simakan,
terdpat beberapa ragam, antara lain:
a. Menyimak
terpusat Menyimak
terpusat adalah menyimak suatu aba-aba atau perintah untuk mengetahui kapan
harus mulai melaksanakan sesuatu yang diperintahkan.Contoh: Ketika belajar membuat kue,
saya selalu mendengarkan intruksi dari ibu kapan saya harus memasukkan telur,
kapan harus memengeluarkan adonan dari oven, dan sebagainya.
b. Menyimak
untuk membandingkan Penyimak
menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan tersebut dengan
pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.Contoh: Kemarin sore, saya mendengarkan
siaran berita yang memberitakan seorang siswa MAN yang kepergok membawa minuman
keras ke sekolah. Setelah mendengar itu, saya kemudian membandingkan dengan
pengalaman dan pengetahuan saya bahwa siswa MAN adalah siswa yang dikenal
religi. Tapi hal ini berlawanan dengan berita yang saya dengarkan. Maka saya membandingkannya.
c. Menyimak
organisasi materi Yang
dipentingkan oleh penyimak disini ialah mengetahui organisasi pikiran yang
disampaikan pembaca, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.Contoh: Saya mengikuti seminar proposal
skripsi teman saya, berarti saya telah melakukan kegiatan menyimak organisasi
materi karena saya tahu ide-ide yang disampaikannya.
d. Menyimak
kritis Menyimak
kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang digunakan untuk
mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar
serta ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat
diterima oleh akal sehat.Contoh: Ketika mangikuti seminar
proposal skripsi, karena ada hal yang kurang bisa diterima dan dimengerti, maka
saya meminta pada nara sumber untuk menjelaskan maksudnya.
e. Menyimak
kreatif dan apresiatif Menyimak
kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan yang disarankan atau dirangsang oleh
apa-apa yang disimaknya.Contoh: Suatu saat saya mendengarkan
acara TV “hidup ini indah”. Setelah menyimak acara tersebut, saya jadi
terinspirasi untuk menjadi seorang wirausaha sukses.
5) Berdasarkan
tujuan menyimak Ada
enam macam menyimak berdasarkan tujuannya, yaitu:
a. Menyimak
sederhana Menyimak
sederhana terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui
telepon.b. Menyimak
deskriminatif Menyimak
untuk membedakan suara atau perubahan suara.Contoh:
Orang
yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.c. Menyimak
santaiMenyimak untuk tujuan kesenangan.Contoh:
Menyimak
film, drama, komedi, dan sebagainya. d. Menyimak
informatifMenyimak untuk mencari informasi.Contoh:
Menyimak
siaran berita, menyimak pengumuman, dan sebagainya.e. Menyimak
literaturMenyimak untuk mengorganisasikan
gagasan.Contoh:
Membahas
hasil penemuan.f. Menyimak
kritis.Menyimak untuk menganalisis tujuan
pembicara.Contoh:
Dalam
debat terbuka, ada dua pihak yang saling meminta kebenaran atas topik yang
dibahas.
6) Berdasarkan
tujuan khususAda tujuh ragam menyimak berdasarkan
tujuan khusus, yaitu:
a. Menyimak
untuk belajarMelalui kegiatan menyimak seseorang
mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Contohnya: siswa yang menyimak
penjelasan guru.
b. Menyimak
untuk menghiburPenyimak menyimak untuk menghibur
dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi.
c. Penyimak
menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi, dan sebagainya.
d. Menyimak
untuk menilai
Penyimak mendengarkan dan memahami isi
simakan kemudian mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan
pengetahuan penyimak. Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV.e. Menyimak
apresiatifPenyimak memahami, menghayati,
mengapresiasi materi simakan. Contoh: menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama,
dan sebagainya.
f. Menyimak
untuk mengomunikasikan ide dan perasaanPenyimak memahami, merasakan gagasan,
ide, dan perasaan pembicara. Contoh: orang yang sedang mendengarkan curahan
hati sahabatnya.
g. Menyimak
deskriminatifMenyimak untuk membedakan suara atau
bunyi. Contoh: perbedaan suara orang yang sedang bergembira dan orang yang
sedang marah.
h. Menyimak
pemecahan masalahPenyimak mengikuti uraian pemecahan
masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembaca. Contoh:
seorang psikolog yang mendengarkan keluhan pasiennya dan berusaha memberikan solusi
terhadap masalah pasien tersebut.
E.
Efektivitas
Menyimak Ada
beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menyimak. Salah seorang ahli bahasa mengklasifikasikan
faktor-faktor itu menjadi 4 yaitu:1) Faktor
pembicara Pembicara
adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar melalui bahasa lisan.
Kualitas pembicara, karismanya, dan
kepopulerannya
sangat berpengaruh kepada para pendengarnya. Karena itu ada sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada pembicara
seperti:
a. Penguasaan
materiPembicara harus menguasai, memahami,
benar-benar menghayati materi yang akan disampaikan pada pendengar.
b. Berbahasa
baik dan benarPembicara harus menyampaikan materi
pmbicaraanya dengan baik dan benar. Ucapan jelas, intonasi tepat, susunan
kalimat sederhana dan benar, pilihan kata tepat, bahasa yang digunakan sesuai
dengan taraf pendengar.
c. Percaya
diriPembicara harus percaya akan kemampuan
diri sendiri sehingga dapat tampil dengan mantap dan meyakinkan pendengar.
d. Berbicara
sistematisBahan yang disampaikan tersusun secara
sistematis dan mudah dimengerti.
e. Gaya
bicara menarikPembicara harus tampil dengan gaya menarik dan tidak over akting.
f. Kontak
dengan pendengarPembicara harus menjalin kontak dengan
pendengarnya. Pembicara menghargai, menghargai, serta menguasai para
pandengarnya.2) Faktor
pembicaraanPembicaraan
adalah materi, isi, pesan,atau informasi yang hendak disampaikan oleh seorang pembaca kepada
pendengarnya. Pembicaraan yang baik harus memenuh syarat-syarat
tertuntu seperti:a. AktualPembicaraan harus sesuatu yang baru,
hangat atau aktual.b. BermaknaPembicaraan haruslah berguna, bermakna,
atau berarti bagi pendengar.c. Dalam
pusat minat pendengarPembicaraan haruslah berkaitan dengan
pendengar.d. SistematisPembicaraan haruslah tersusun secara
sistematis.e. SeimbangTaraf kesukaran pembicaraan harus
seimbang dengan taraf kemampuan pendengar.3) Faktor
situasiSituasi
dalam menyimak di artikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara,
pembicaraan, dan menyimak. Situas tersebut sangat berpengaruh
dan menentukan keefektifan menyimak. Beberapa hal yang pantas diperhatikan,
yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain:
a. RuanganRuangan harus menunjang (ventilasi, penerangan,
penataan tempat duduk, luas ruangan, dan sebagainya).
b. WaktuWaktu yang paling baik yaitu ketika
pagi-pagi saat masih fresh dan rileks.
c. TenangSuasana dan lingkungan hendaknya tenang, jauh dari
kebisingan agar tidak mengganggu konsentrasi.d. PeralatanPeralatan yang digunakan hendaknya mudah diperoleh
agar kegiatan menyimak dapat berjalan dengan lancar.Peristiwa
menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tentram, nyaman, dan
menyanangkan serta di lengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan
hasilnya yang efektif.4) Faktor
penyimakPenyimak adalah orang yang
mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara
dalam suatu peristiwa menyimak. Dibandingkan dengan faktor pembicara,
pembicaraan dan situasi, faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling
menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Sebab, walau ketiga faktor yang
pertama sudah memenuhi segala persyaratan, bila si penyimak tidak mau menyimak
maka sia-sialah semuanya. Sebaliknya biarpun ketiga fakor yang pertama kurang
memadai, kurang sempurna, asal si penyimak berusaha sungguh-sungguh, tekun, dan
kerja keras maka keefektifan menyimak dapat tercapai. Hal-hal yang perlu
diperhatikan yang menyangkut diri penyimak antara lain:
a. Kondisi:
sebaiknya kondisi fisik dan mental penyimak harus dalam keadaan baik dan
stabil.
b. Konsentrasi:
penyimak harus mampu fokus terhadap bahan yang akan disimak, sehingga
pemikiran-pemikiran yang lain hendaknya disingkirkan dahulu.
c. Bertujuan:
penyimak harus merumuskan tujuannya secara tegas sehingga ia mempunyai arah dan
pendorong dalam menyimak.
d. Berminat:
penyimak berusaha meminati bahan yang akan ia simak.
e. Mempunyai
kemampuan linguistik (mampu memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa)
dan nonolinguistik (mampu membaca situasi, menafsirkan gerak-gerik serta
perubahan raut muka pembicara)
f. Berpengalaman
luas dan berpengetahuan: penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
luas akan lebih mudah menerima, mencerna dan memahami isi bahan simakan. Penyimak
yang dapat mmemenuhi persyaratan tersebut di atas pasti berhasil dalam setiap
peristiwa menyimak. Penyimak yang belum dapat memenuhi persyaratan tersebut jelas
akan mengalami berbagai hambatan dalam menyimak. Penyimak seperti golongan terakhir
ini sudah dapat di pastikan gagal dalam menyimak.
F.
Ciri-Ciri
Penyimak Ideal Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan
kepada orang lain. Artinya, bila seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak,
maka penilai memeriksa karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan penilaian adalah ciri
penyimak yang ideal. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat
melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat
melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan
pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Ada lima belas ciri penyimak ideal. Berikut ini
akan disajikan ciri-ciri tersebut beserta penjelasannya.
1)
Siap fisik dan mentalPenyimak
yang baik adalah penyimak yang benar-benar bersiap untuk menyimak. Fisiknya
segar, sehat, atau dalam kondisi prima. Mentalnya stabil, pikiran jernih.
2)
BerkonsentrasiPenyimak
yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiannya kepada bahan
simakan.Yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan hal-hal lain selain materi
simakan.
3)
BermotivasiPenyimak
yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam menyimak. Yang bersangkutan
mungkin mempunyai tujuan menambah pengetahuan, mau belajar tentang sesuatu, mau
menguji tentang sesuatu dan sebagainya. Hal itulah yang dijadikannya sebagai
motivasi atau pemacu, pendorong, penggerak dalam menyimak.
4)
ObjektifPenyimak
yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak berat sebelah. Yang
bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara tetapi apa yang dikatakannya.
Bila yang dikatakan itu memang benar, ia terima, bila salah, ia menolak
siapapun yang mengatakannya.
5)
MenyeluruhPenyimak
yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap, utuh, atau
menyeluruh. Ia tidak menyimak meloncat-loncat ataupun terputus-putus, atau
hanya menyimak yang disenangi saja.
6)
Menghargai pembicaraPenyimak
yang baik ialah penyimak yang menghargai pembicara. Ia tidak menganggap enteng,
menyepelakan apa yang disampaikan oleh pembicara. Ia pun tidak mengaggap diri
tahu segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara. Penyimak yang baik selalu
menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin pendapat itu berbeda dengan
pendapatnya.
7)
SelektifPenyimak
yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang perlu
diperhatikan dan diingat. Tidak semua bahan yang diterima ditelan
mentah-mentah, tetapi dipilihnya bagian–bagian yang bersifat inti.
8)
Sungguh-sungguhPenyimak
yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya. Ia tidak akan
berpurapura menyimak padahal hatinya dan perhatiannya ke tempat lain. Yang
bersangkutan benar-benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu kurang
menarik baginya
.9)
Tak mudah tergangguPenyimak
yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan. Yang
bersangkutan dapat membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti
kebisingan. Kalaupun sekali waktu ia mendapat gangguan yang tak terelakan, ia
dengan cepat kembali kepada tugas semula, yakni menyimak.10)
Cepat menyesuaikan diriPenyimak
yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia cepat menghayati dan
menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya
pembicara.11)
Kenal arah pembicaraanPenyimak
yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan sudah dapat menduga ke arah
mana pembicaraan berlangsung. Biasanya, pada menit-menit pertama awal
pembicaraan, penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan barangkali
sudah dapat menduga isi pembicaraan.12)
Kontak dengan pembicaraPenyimak
yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan cara memperhatikan
pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui ucapan
singkat, ya, ya; benar, saya setuju, atau saya sependapat, dan sebagainya. Hal
yang sama dapat pula disampaikan melalui gerak-gerik tubuh seperti
mengagguk-angguk, mengacungkan jempol dan sebagainya.13)
MerangkumPenyimak
yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal itu terbukti
dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis
setelah proses menyimak selesai.14)
MenilaiPenyimak
yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan simakan
yang diterimanya. Fakta yang diterima dikaitkan atau dibandingkan dengan
pengetahuan dan pengalamannya.15)
MeresponsSebagai
tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak menyatakan
pendapat terhadap isi pembicaraan tersebut. Yang bersangkutan mungkin setuju
atau tidak setuju, sependapat atau tidak sependapat dengan si pembicara. Reaksi
atau tanggapan penyimak itu dapat berwujud dalam bentuk mengangguk-angguk, menggeleng-geleng,
mengerjakan sesuatu, dan sebagainya.
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini:
1)
Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal di luarkegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang,
suasana, sarana, dan prasarana.
2)
Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi.
3)
Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi
yang jelas.
G. Maksud dari Daya Duga Simak Ada
kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat gambaran kemampuan
menyimaknya. Tentang hal itu dia
tidak ingin dicampuri atau diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui
“Checking up on my listening”, yang
disebut
secara bebas menjadi duga daya simak diri.
Duga
daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang dapat dijawab dengan ya atau
tidak. Bila semua pertanyaan
itu
dapat dijawab dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak. Sebaliknya
bila pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai
daya simak yang rendah. Duga
Daya Simak Diri
1.
Siapkah saya untuk
menyimak?Sudahkah
saya duduk di tempat yang nyaman dan strategis sehingga saya dapat melihat dan
mendengarkan si pembicara?Terarahkah
pandangan saya kepada pembicara?
2.
Berkonsentrasikah saya
terhadap pembicaraan yang akan disampaikan?Dapatkah
menyingkirkan pikiran lain pada saat ini?
3.
Siapkah saya memikirkan
topik pembicaran dan menghubungkannya dengan pengetahuan? Siapkah saya mengenai
hal itu?
4. Bersiapkah
saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan disampaikan?
5.
Siapkah saya memulai
menyimak?
6.
Pada menit-menit
pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh pembicara?
7.
Dapatkah saya temukan
ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya sepanjang pembicaraan?
8.
Dapatkah saya temukan
ide penunjang ide pusat atau pokok?
9.
Dapatkah saya
manfaatkan petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama, yang
terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam
pikiran saya?
10.
Setelah pembicaraan
selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara?
11.
Sesuaikah pengetahuan
baru (hasil simakan) dengan pengetahuan siap saya?Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan
pembicara sehingga
saya dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan
pembicara.
H. Cara Meningkatkan Daya Simak Dalam menyimak Anda perlu berkonsentrasi terhadap apa yang disimak.
Selain konsentrasi, penguasaan
kosakata juga merupakan faktor lain yang berperan besar dalam kegiatan
menyimak. Orang dewasa dikatakan
memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki rata-rata kosakata sekitar
20.000 kata. Peningkatan daya simak siswa merupakan salah satu tugas guru bahasa.
Kawolda, menawarkan 5 cara untuk mempertajam daya
simak siswa antara lain:
1.
Simak-ulang ucapKegiatan menyimak
dengan cara simak kemudian diucapkan kembal, apa yang didengar sering dlakukan
atua dipraktekan oleh guru pada sekolah dasar.
2.
Identifikasi kata kunciIsi kalimat yang
panjang dapat diidentifikasi atau dicari kalimat intinya. Kalimt inti dibangun
oleh beberapa kata kunci yang terdapat dalam kalimat panjang tersebut.
3.
ParafraseMeminta kepada
siswa untuk menyimak kemudian mengungkapkan kembali si suatau bacaan (puisi)
dengan bahasanya sendiri.
4.
MerangkumGuru menyiapkan
bahan simakan yang cukup panjang, kemudian disampaikan secara lisan kepada
siswa dan siswa diminta menyimak dan merangkum isinya.5.
Menjawab pertanyaanGuru dapat melatih
siswa untuk memahami bahan simakan melalui pertanyaanpertanyaan yang ia ajukan
sebelumnya, seperti siapa yang berbicara, apa yang dibicarakannya, mengapa,
bilamana, dan sebagainya. Siswa dapat mencari jawabannya ketika menyimak sedang
berlangsung.
BAB
III PENUTUP
A. Simpulan Menyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai,
dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Ada lima jenis tujuan
menyimak yakni mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta,
mendapatkan inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
Menyimak berperan sebagai landasan belajar berbahasa, penunjang keterampilan
berbahasa, pelancar komunikasi dan penambah informasi. Proses menyimak mencakup fase mendengar,
mengidentifikasi, menginterpreatsi, memahami, menilai, dan menanggapi.
Sedangkan jenis-jenis menyimak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber suara,
taraf aktivitas penyimak, taraf hasil simakan, keterlibatan penyimak dan
kemampuan khusus, cara penyimakan, tujuan menyimak, dan tujuan.Efektivitas menyimak dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu pembicara, pembicaraan, situasi, dan penyimak.
Ciri-ciri penyimak ideal yaitu sikap fisik dan mental, berkonsentrasi,
bermotivasi, objektif, menyeluruh, menghargai pembicara, selektif,
sungguh-sungguh, tak mudah terganggu, cepat menyesuaikan diri, kenal arah
pembicaraan, kontak dengan pembicara, merangkum, menilai, dan merespons. Cara
meningkatkan daya simak adalah simak-ulang ucap, identifikasi kata kunci,
paraphrase, merangkum, dan menjawab pertanyaan. B. Saran Menyimak adalah aktivitas yang sangat
dibutuhkan bahkan diharuskan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu
manusia hendaknya mampu memahami hakikat menyimak serta mampu meningkatkan
keterampilannnya dalam menyimak agar mendapat berbagai informasi dari
lingkungannya secara efektif dan jelas.
F. Ciri-Ciri Penyimak Ideal Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain. Artinya, bila seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak, maka penilai memeriksa karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan penilaian adalah ciri penyimak yang ideal. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Ada lima belas ciri penyimak ideal. Berikut ini akan disajikan ciri-ciri tersebut beserta penjelasannya.
H. Cara Meningkatkan Daya Simak Dalam menyimak Anda perlu berkonsentrasi terhadap apa yang disimak. Selain konsentrasi, penguasaan kosakata juga merupakan faktor lain yang berperan besar dalam kegiatan menyimak. Orang dewasa dikatakan memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki rata-rata kosakata sekitar 20.000 kata. Peningkatan daya simak siswa merupakan salah satu tugas guru bahasa. Kawolda, menawarkan 5 cara untuk mempertajam daya simak siswa antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Djago Drs. 1991. Buku Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Anonim.2010. Cara
Meningkatkan Daya Simak http://mimilers.blogspot.com/2010/03/cara-meningkatkan-daya-simak.html di unduh pada 11
Maret 2014
Anonim.2007.Hakikat
Menyimak. http://gumawangcity.blogspot.com/2007/04/hakikat-menyimak.html di unduh pada 11
Maret 2014Hasan.2011.
Faktor-Faktor Menyimak dan Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak. http://hasan2u.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-menyimak-dan-cara.html.
Retno.2010.Jenis-Jenis
Menyimak. http://mbokcupret.wordpress.com/2010/04/16/jenis-menyimak/.di unduh pada 9 Maret
2014
03.49 |
Category: |
0
komentar